Senin, 20 Juni 2011

Sistem Politik dan Pemerintahan Australia

Tugas Individu
Sistem Politik dan Pemerintahan Australia

“Arah Kebijakan Politik Luar Negri Australia dan Selandia baru”






Di  Susun Oleh :

Nama                  : SUSI ROSMIATI
NIM                   : 0801134229



FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HUBUNGAN INTERNASIONAL
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010
KATA PENGANTAR

            Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai bentuk tanggung jawab atas tugas yang telah diberikan kepada penulis.
Dalam penyusunan tugas ini penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan.. Oleh sebab itu sudah sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada bapak\ibu Dosen tugas ini disusun diharapkan dapat menambah pengetahuan kita tentang Arah kebijakan politik luar Negri Australia dan Selandia baru”
 Penulis menyadari bahwa sebagai mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu banyak belajar, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, penullis sangat mengharapkan adanya kritik, saran ataupun bentuk yang bersifat membangun dan positif demi pemgembangan makalah ini dan makalah ini dapat lebih baik dan berdaya guna demi masa yang akan datang.
                                       





                                                                                                               Penulis


i

 

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I............................................................................................................... ....... 1
1.1.   Pembahasan .............................................................................................. 1
1.2.   Kerja sama Indonesia dan Australia.......................................................... 3
1.3.   Kesimpulan.............................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA


















BAB 1
Pembahasan
1.1 Arah Kebijakan politik luar negri Australia dan Selandia baru terhadap Indonesia
Kebijakan suatu negara merupakan reaksi yang terjadi akibat interaksi antarnegara mengenai satu peristiwa tertentu yang terjadi. Berbagai perkembangan tipikal bisa menimbulkan perubahan arah kebijakan,belajar dari fluktuasi hubungan Indonesia dan Australia yang mana setiap pemegang pemerintahan tertinggi membawa karakteristik arah diplomasi politik yang berbeda. jika menteri luar negeri Indonesia dan presidennya sanggup berinteraksi secara kooperatif dengan perdana menteri Australia, maka terdapat kecenderungan keduanya bisa meredakan ketegangan bahkan sebaliknya menciptakan kerjasama dan kesepakatan, jika kedua pihak membawa sikap yang saling kritik. Peristiwa dan isu domestik berpotensi besar mengundang kritikan dari masyarakat internasional, tentu saja itu dikarenakan Indonesia selalu berdekatan dengan negara lain. Selain itu, belajar dari hubungan Indonesia dan Australia, kita mengetahui bahwa pers bisa bertransformasi menjadi batu sandungan hubungan bilateral. Oleh karena itu, penting sekali bagi decision maker untuk mempelajari isu pers secara lebih intensif sebelum membekukan secara sepihak hubungan diplomatik. Dari berbagai pergolakan politik di timur tengah, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa di tengah konflik internal suatu negara, asas non-intervensi mesti diletakkan sebagai prioritas fundamental membangun sikap hati-hati agar tidak dengan mudah terperosok pada konflik yang sudah terjadi. Selain itu, posisi yang mungkin dimiliki oleh negara lain terhadap indonesia juga menjadi pertimbangan utama     Kondisi geografis dan struktur komposisi penduduk Australia merupakan tantangan dalam pelaksaan pengambilan arah dan strategi kebijakan politi luar negeri Australia baik pada masa dulu maupun sekarang. Struktur komposisi masyarakat Australia yang merupakan Negara kedua terbesar imigran di dunia menjadikan Australia mempunyai penduduk yang heterogen dan kebanyakan penduduknya berkulit putih (western) yang bisa dikatakan satu ras dengan masyarakat Eropa. Tetapi secara geografis Australia terletak di kawasan Pasifik Selatan atau bagian dari asia sehingga terjadi kebimbangan dalam Identitas Nasional dan hal itu sangat berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan luar negeri yang di ambil dan di arahkan oleh Australia.
program-program dan kebijakan yang akan dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Luar Negeri adalah sebagai berikut:
Indonesia melalui posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2013
Program Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri Melalui Kerja Sama ASEAN 
Kebijakan yang dihasilkan dari program ini adalah meningkatnya peran dan kepemimpinan Indonesia dalam pembentukan Komunitas ASEAN  di bidang politik dan keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.
Strategi-strategi yang akan dilaksanakan melalui program tersebut adalah sebagai berikut:
1.Mendorong implementasi Piagam ASEAN.
2.Mendorong pembentukan ASEAN Community 2015 melalui pelaksanaan tiga Cetak                                  Biru Komunitas ASEAN.
3.Mempersiapkan grand design nasional untuk mempersiapkan Indonesia menghadapi ASEAN Community.
4.Mensosialisasikan ASEAN Community kepada stakeholders di dalam negeri (K/L, Pemda, civil society, pengusaha, pemuda, mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum)
5. Meningkatkan peran dan kepemimpinan.
Lembaga Australia-Indonesia yang bertujuan untuk:
  • ikut mengembangkan hubungan yang stabil antara kedua negara
  • memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia mengenai keanekaragaman budaya di Australia, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi;
  • mengembangkan pengertian masyarakat Australia mengenai keanekaragaman budaya di Indonesia dan peluang kerja sama ekonomi.
Lembaga ini mendorong adanya hubungan antara Australia dan Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, media, perniagaan, ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, dan kesenian.

1.2 Kerja sama Indonesia dan Australia :
Indonesia adalah tetangga Australia yang terdekat. Hubungan antara kedua negara ini mempunyai sejarah yang panjang. Persamaan antara hewan dan tanaman yang ada di Australia, Irian Jaya, Nusa Tenggara dan Sulawesi merupakan bukti adanya hubungan tersebut. Juga terdapat hubungan sosial dan budaya. Cerita mengenai hubungan ini sudah lama dimulai dalam sejarah manusia. Namun sulit untuk mengatakan kapan tepatnya hubungan antara Australia-Indonesia itu dimulai.
Indonesia dan Australia sepakat meningkatkan hubungan kerja sama lebih erat diberbagai sektor, termasuk bidang ekonomi.kuatnya hubungan bilateral dan akan terus meningkatkan hubungan masyarakat kedua negara.Selain itu, mereka sepakat bahwa perkembangan ekonomi global cenderung telah stabil walaupun masih terdapat banyak tantangan sehingga tetap harus diwaspadai.Kedua menteri juga menyambut baik putusan yang telah diambil Negara,sebagai Forum utama dalam kerjasama Internasional dibidang ekonomi.hubungan bilateral yang telah tersambung dengan baik antara Indonesia dan Australia.Indonesia dan Australia merupakan wilayah tetangga yang secara geografis berbagai sudut yang sama. Sebagaimana hubungan antara dua tetangga lainnya, kita telah menyaksikan berbagai gejolak hubungan bertetangga yang mencerminkan kesamaan maupun perbedaan situasi negara masing-masing tidak mudah mendorong hubungan ekonomi Australia-Indonesia. Problem iklim investasi Indonesia menjadi salah satu alasan para investor dari Negeri Kangguru itu belum sungguh-sungguh melihat  Indonesia sebagai sasaran investasi.Dalam diskusi ”Capturing the Opportunity in Indonesia” di Hayman Island, Brisbane, Australia, 28 Agustus 2010, pertanyaan seputar kredibilitas ekonomi dan politik Indonesia menjadi topik peserta diskusi. Peserta diskusi mayoritas berasal dari perguruan tinggi dan perusahaan ternama di Australia komitmen Indonesia untuk mendorong kemudahan izin usaha dengan biaya lebih murah. Kemudahan pembebasan tanah dan cara mengatasi birokrasi yang korup.kemampuan perusahaan Indonesia menjadi perusahaan berskala global dan memenangi persaingan. Keraguan Australia terhadap Indonesia itu memengaruhi investasi dari negeri tersebut.            Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal, selama periode 2001-2009, nilai investasi Australia ke Indonesia 700,4 juta dollar AS. Australia menempati peringkat ke-12 dalam daftar negara yang berinvestasi di Indonesia. Di tingkat Asia, Australia memusatkan investasinya di India dan China.Tahun 2009, total perdagangan Indonesia-Australia 6,7 miliar dollar AS atau tumbuh 18 persen dalam lima tahun terakhir. Namun, nilai itu tergolong kecil dibandingkan transaksi perdagangan Australia dengan negara-negara Asia lainnya, seperti China dan Jepang.Komoditas utama yang diekspor ke Australia adalah emas, poliasetal, kayu, kertas, dan ban. Adapun komoditas impor dari Australia adalah susu, daging, keju. Tahun 2009, impor terbesar Australia berasal dari China (17,94 persen), AS (11,26 persen), Jepang (8,36 persen), Thailand (5,81 persen), dan Singapura (5,54 persen).Adapun partner ekspor terbesar Australia adalah China (21,81 persen), Jepang (19,19 persen), Korea Selatan (7,88 persen), dan India (7,51 persen)., persepsi negatif sebagian masyarakat Australia tak lepas dari perjalanan masa lalu Indonesia sebagai negara otoriter, korupsi, dan pola pembangunan sentralistik.Problem itu secara bertahap mulai dibenahi seiring perubahan format politik Indonesia pasca-Presiden Soeharto tahun 1998. Penerapan desentralisasi sejak tahun 2001 memberikan otoritas kepada daerah untuk memutuskan sendiri kebijakan fiskal dan moneter.
            Kekurangan finansial, rendahnya akses permodalan di dalam negeri, dan hambatan infrastruktur,sudah saatnya disikapi dengan mendorong investasi asing.Indonesia dengan jumlah penduduk 240 juta orang, 60 persen di antaranya berumur kurang dari 39 tahun, adalah basis tenaga kerja yang potensial. Belum lagi, kekayaan sumber daya, seperti pertanian dan pertambangan, yang berpeluang membawa nilai tambah jika diolah optimal. Indonesia juga memiliki posisi geografis strategis pada jalur internasional.Adapun Australia,AS menduduki peringkat ekonomi ke-13 dunia. Industri utama Australia adalah pertambangan, perlengkapan transportasi dan industri, pengolahan pangan, kimia, serta baja.Tahun 2009, investasi terbesar Australia di Indonesia di sektor pertambangan.
Upaya meningkatkan investasi dan hubungan dagang Indonesia-Australia harus dimulai dari perbaikan pemahaman. Kini saat yang tepat untuk meningkatkan kerja sama yang lebih baik, potensi yang dimiliki Indonesia merupakan peluang investasi bagi Australia. Beberapa sektor nonsumber daya alam yang berpotensi digarap adalah pendidikan dan kesehatan.Jumlah penduduk Indonesia yang belajar di Australia saat ini 16.000 orang.Ini membuka peluang bagi Australia untuk mendirikan cabang perguruan tinggi di Indonesia.Di bidang kesehatan, kebutuhan akan layanan kesehatan bermutu di Indonesia tergolong besar. Australia memiliki sistem kesehatan yang maju sehingga berpeluang membangun rumah sakit dan melatih tenaga kesehatan Indonesia untuk mengisi kekurangan tenaga kerja kesehatan di Australia.Untuk itu, pemerintah lokal harus diperkuat, daerah harus disiapkan agar dapat menjamin kemudahan investasi, sehingga investor tertarik.
            Indonesia bukan lagi dalam kapasitas mencari investor dalam jangka pendek, tetapi investor yang bersedia menanamkan modal. Karena itu, pihaknya akan merekomendasikan kelompok bisnis yang dinilai kredibel untuk bermitra dengan swasta asing. Hal serupa itu telah diterapkan dengan investor asal Amerika Serikat dan Eropa.Saat ini ada tujuh provinsi yang dijadikan prioritas investasi, yakni Riau, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Papua, Sumatera Selatan, dan Jawa Timur.Indonesia, kata Benjamin, harus bisa memetik manfaat dari kerja sama investasi. ”Hubungan kerja sama ekonomi Indonesia-Australia harus memberi imbal balik bagi penyerapan tenaga kerja dan nilai tambah produk,” ujarnya. Dengan cara itu, kerja sama investasi akan berdaya guna bagi masyarakat.
Merenggangnya Australia karena Australia mendukung Belanda. Australia dibawah pemerintahan Menzies Australia melihat tindakan Soekarno sebagai ekspansi teritori yang dikawatirkan Hubungan antara Indonesia dengan Australia pada tahun 1945-1950 sangat kuat. Pada saat itu, Australia mendukung gerakan kemerdekaan Indonesia. Pada awal usaha mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda melalui perundingan yang dirangkum dalam perwakilan tiga negara, Indonesia menunjuk Australia sebagai mediator dalam perundingan.
Perjalanan hubungan Indonesia dan Australia pertama kali ditandai pada masa perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan. Pada masa kepresidenan Soekarno, Indonesia menjalankan politik luar negeri yang militan dalam usaha menggalakkan kampanye pembebasan Irian Barat, hubungan diplomatik keduanya pun dinilai dingin.Pada tahun 1949, terjadi pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Akan tetapi muncul isu Belanda tidak berniat melepaskan Irian Barat. Sebaliknya Soekarno bersikeras ingin menjadikan Irian Barat masuk dalam Indonesia karena Irian Barat bekas jajahan Belanda. Pada poin ini, hubungan antara Indonesia menjadi ancaman keamanan Australia (Suryadinata, 1998).
sikap Australia terhadap Indonesia perlahan-lahan melunak. Bila terjadi perjanjian yang damai dan sah antara Indonesia dengan belanda tentang masa depan Irian Barat, maka Australia akan menyetujui keputusan tersebut. Kemudian pada tahun itu pula menteri luar negeri Australia Barwick menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi Australia untuk takut terhadap klaim Indonesia atas irian Barat. Barwick juga mengubah haluan Australia yang kemudian mendukung Indonesia asal semua berjalan dengan damai. Menzies sepakat dengan Barwick dan setuju atas kontrol Indonesia terhadap Irian Barat walaupun banyak dikritk oleh opini publik. Pertimbangan Australia mendukung Indonesia adalah karena kerjasama dengan Indonesia akan lebih menguntungkan dari pada dengan Belanda, Australia ingin menghindari peperangan dengan negara tetangga terdekat dan mispersepsi tentang Indonesia.
Pada masa pemerintahan Soeharto, yang menjadi isu dalam hubungan diplomatik Indonesia-Australia adalah Timor timur.Hubungan diplomatik sepanjang 1974 antara pemerintahan Soeharto dan PM Australia, Gough Whitlam tercermin dalam sikap kooperatif Australia manakala Timor timur hendak diintegrasikan ke dalam wilayah Indonesia secara damai (Suryadinata, 1998, p.116). akan tetapi, tindakan Indonesia yang melakukan pendudukan agresif di Timor timur dikritik publik Australia dan akhirnya pemerintah Australia pun mengkritiknya di PBB. Kritik ini diyakini muncul akibat aksi invasif Indonesia yang mengakibatkan lima wartawan Australia tewas. Sejak saat itu, pers Australia gencar melakukan pemberitaan yang konfrontatif dan kritis terhadap Indonesia.
Ketika kursi perdana menteri dipegang oleh Malcolm Fraser pada 1976. Indonesia masih kerap mendapatkan kritik tajam dari Australia, antara lain Fraser dan James Dunn, mantan konsul Australia di Timor Timur 1977. Pada 1982, hubungan diplomatik Indonesia-Australia mulai meninggalkan isu Timor Timur, ketika PM Australia, Anthony Street mengajak masyarakat Internasional untuk mulai mengesampingkan isu tersebut.
            Konflik Australia mengakibatkan pembekuan hubungan Indonesia dengan Australia secara sepihak. Hal itu dianggap oleh pemerintah Indonesia sebagai cermin dari kemarahan terhadap pemberitaan yang mengungkap jaringan usaha Soeharto, singkat kata nepotisme. konflik Indonesia melawan publik pers Australia semata-mata merupakan mispersepsi yang terjadi seputar arti dan implementasi demokrasi masing-masing, yang mana demokrasi di Australia mengijinkan seluas-luasnya kebebasan pers dan berpendapat di daerahnya, sementara saat itu pemerintah Indonesia masih tertutup dari keterbukaan yang demikian yang menjadi karakter era Soeharto yang terlalu proteksionis.
 pendekatan personal antara Alatas dengan PM Australia, hubungan bilateral kedua negara pun melunak kembali hingga isu Timor Timur untuk kedua kalinya muncul ke permukaan di tahun 1991. Meskipun isu Timor timur tidak menghilang, peran PM Australia Paul Keating dalam menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia dinilai sangat akomodatif dan kooperatif, lebih singkat Suryadinata (1998) menjelaskan bahwa semata-mata dikarenakan adanya pergeseran kepentingan Australia terhadap isu pembangunan blok kepentingan ekonomi non-China yang memposisikan Indonesia sejajar dengan Vietnam dan Australia untuk tidak terlibat ke dalam orbit China. Kemudian hubungan baik Indonesia-Australia dengan berhasil diimplementasikan ke dalam penandatangan perjanjian seputar penghormatan keamanan kemerdekaan politik dan keutuhan wilayah kedua Negara.
Kerjasama Bilateral Indonesia dan Australia Sebelumnya telah diulas secara historis ikatan hubungan diplomatik bilateral antarkedua negara. implementasi hubungan diplomatik yang ideal adalah terjalinnya suatu kerjasama.Pemerintah Indonesia dan Australia sepakat terus meningkatkan kerja sama dalam berbagai bidang. Kedua negara terus mendorong kerja sama yang komprehensif dan memungkinkan pembahasan sejumlah isu ekonomi, termasuk investasi.
Itu merupakan hasil pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Australia,Indonesia ingin menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan negara-negara di Pasifik Barat Daya. Australia dan Indonesia. kata presiden usai pertemuan.Isu bilateral yang dibahas antara lain penegakan hukum dan keamanan; lingkungan dan perubahan iklim; ekonomi, industri, dan perdagangan pertanian kepemudaan dan olahraga dan pariwisata. "Di bidang regional dan masalah internasional, kami bertukar pikiran tentang pentingnya membangun arsitektur regional yang tepat di kawasan Asia Pasifik," kata Presiden.Dalam bidang hukum dan keamanan, kedua negara membahas kasus penyelundupan manusia. Kedua negara juga sepakat untuk melanjutkan kerja sama menghadapi kejahatan transnasional yang lain, termasuk menanggulangi terorisme.Indonesia menyampaikan perlunya kerjasama di dalam mengatasi tumpahan minyak dari perusahaan Australia di Laut Timor. Presiden meminta masalah lingkungan bisa dicegah dan kemudian perlu mendapatkan kompensasi bagi masyarakat yang berhak menerimanya.Dalam kesempatan sama, Gillard menegaskan, "Setelah hubungan kerja sama yang sangat kuat, maka kami mendorong kerja sama yang komprehensif memungkinkan pembahasan sejumlah isu ekonomi oleh kedua negara termasuk investasi". Menurut Gillard, pertemuan dengan Yudhoyono merupakan kesempatan langsung bicara tentang hubungan bilateral, regional, dan global.
Menurut SBY, kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia semakin kuat. "Hubungan perdagangan dan investasi dari tahun ke tahun berkembang dengan pertumbuhan rata-rata 14 persen/tahunnya.investment ini dapat ditingkatkan dalam waktu mendatang," jelas SBY. SBY juga menambahkan bahwa Foreign Direct Investment dari Australia di Indonesia, meningkat sebesar 73 persen jika dibandingkan dengan tahun 2007.Di dalam bidang pendidikan, dan memberikan kesempatan kepada pelajar dan mahasiswa dari kedua negara untuk saling belajar mengenai negara lain dan memperkuat people to people contact untuk memperkuat kerja sama kedua negara. Tahun ini Indonesia akan mengirim 320 mahasiswa untuk mengikuti program masters dan doctorare di Australia," jelas Presiden SBY. Indonesia dan Australia juga akan terus meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata. "Kami juga membahas kerja sama di bidang pariwisata dengan pihak Australia. Wisatawan Australia yang datang ke Indonesia tetap banyak jumlahnya, meningkat 35 prsen. Indonesia mengerti mengapa ada travel warning dari Australia untuk ke Indonesia.Indonesia dan Australia sepakat tidak boleh kalah dengan terorisme. Kita kerja sama untuk membawa yang salah ke pengadilan dan kerja sama untuk mencegah terjadinya terorisme lagi. Kerja sama Indonesia dan Australia merupakan kerja sama yang berhasil untuk membawa pelaku-pelaku kejahatan terorisme ke tingkat pengadilan. Sesuai dengan kewajiban kami, kami akan terus memperbaiki dan menormalkan situasi di Bali dan di tempat-tempat lainnya agar semua kegiatan ekonomi, sosial, politik dan wisata berjalan seperti biasanya. Alhamdulillah situasi di Bali dan di tempat-tempat lain jauh lebih baik dan kembali normal," kata Presiden SBY.juga membahas kerja sama di bidang pertahanan keamananan. Menyangkut kerja sama kepolisian kedua negara, kerja sama melawan terorisme maupun kerja sama di bidang militer seperti pendidikan, latihan, saling kunjung mengunjungi antar perwira kedua negara dan lain sebagainya," lanjut SBY. "Sebagai sesama negara demokrasi, kita mengajak pihak Australia untuk membahas lebih lanjut mengenai bagaimana demokrasi dapat berkembang sehat. Saya mengajak Perdana Menteri Australia untuk menjadi Co Chairman Bali Democration Forum yang akan dilaksanakan pada tahun 2008.Kepada pihak Australia, Presiden SBY berterima kasih atas segala bantuannya kepada Indonesia. "Baik dalam bentuk Official Development Aid dan bantuan-nantuan ketika Indonesia mengalami musibah Tsunami dan gempa bumi. Dan besok PM Australia akan ke Aceh, saya berharap Rudd dapat melihat sendiri rekonstruksi Aceh pasca Tsunami," kata SBY.Sementara menurut Rudd, penandatanganan Joint Announcement ini akan membuahkan program yang dapat membuat masa depan menjadi lebih baik. "Peraturannya akan dibuat di Jakarta, manajemen dan hal-hal yang lebih teknis akan dibahas di Australia dan proyeknya akan diimplementasikan di Indonesia.
Indonesia juga mengajak Australia untuk meningkatkan kerja sama di bidang pemuda, olahraga, dan pariwisata," kata Presiden SBY dalam keterangan pers bersama PM Australia Julia Gillard, di Istana Merdeka.Gillard melakukan kunjungan resmi ke Indonesia atas undangan dari Presiden SBY, setelah terpilih menjadi perdana menteri wanita pertama di Negeri Kanguru.
Kerja sama penegakan hukum dan keamanan, meliputi penyelundupan manusia dan perdagangan manusia.juga membahas bagaimana menghadapi kejahatan transnasional, khususnya terorisme.Sementara itu, di bidang ekonomi dan perdagangan telah terjadi perkembangan yang cukup baik.Agar capaian kerja sama perdagangan lebih meningkat, telah disepakati pula untuk membentuk comprehensive economic partnership di antara kedua negara.Kerja sama ini bukan hanyadi bidang perdagangan, melainkan juga investasi dan sebagainya. "Investasi Australia baik di Indonesia.
Dalam soal hubungan bilateral RI-Australia, Gillard mengatakan, sudah berjalan baik dan makin kuat. Gillard juga menyampaikan apresiasi Pemerintah Australia terhadap Indonesia dan Presiden SBY sendiri dalam upaya penanganan masalah terorisme. "Kami tahu, Indonesia telah kehilangan sejumlah personel keamanannya dalam mengatasi masalah.Pemerintah Australia akan menginvestasikan 1,5 miliar dolar AS selama lima tahun ke depan sebagai bantuan pendidikan untuk Indonesia. "Ini akan digunakan untuk memba-ngun dua ribu sekolah baru di Indonesia," kata Gillard.Terkait dengan kejahatan transnasional, termasuk people smuggling, Gillard mengucapkan terima kasih kepada Presiden SBY atas apa yang telah dilakukan di Indonesia untuk mengatasi masalah.
di bidang ekonomi dan perdagangan telah terjadi perkembangan yang cukup baik,Agar capaian kerja sama perdagangan lebih meningkat, telah disepakati pula untuk membentuk comprehensive economic partnership di antara kedua negara.
 kerja sama di bidang pertanian guna meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian Indonesia. Kerja sama hubungan antarwarga di kedua negara juga dibahas, terutama di bidang pendidikan. Kepala Negara juga berharap kerja sama di bidang perubahan iklim yang selama ini berjalan dengan baik, terutama dalam hal pengelolaan hutan, bisa diteruskan.
Sementara itu, pada awal keterangan persnya, Gillard menyampaikan ucapan belasungkawa dan dukacitanya kepada pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia atas bencana yang terjadi di Tanah Air dan telah memakan banyak korban.
Pemerintah Australia akan meningkatkan bantuan untuk pemulihan bencana kepada Indonesia. Dalam soal hubungan bilateral RI-Australia, Gillard mengatakan, sudah berjalan baik dan makin kuat. Gillard juga menyampaikan apresiasi Pemerintah Australia terhadap Indonesia dan Presiden SBY sendiri dalam upaya penanganan masalah terorisme.Indonesia telah kehilangan sejumlah personel keamanannya dalam mengatasi masalah.
Pemerintah Australia akan menginvestasikan 1,5 miliar dolar AS selama lima tahun ke depan sebagai bantuan pendidikan untuk Indonesia. "Ini akan digunakan untuk membangun dua ribu sekolah baru di Indonesia," kata Gillard.
Terkait dengan kejahatan transnasional, termasuk people smuggling, Gillard mengucapkan terima kasih kepada Presiden SBY atas apa yang telah dilakukan di Indonesia untuk mengatasi masalah ini. "Kami juga menyepakati untuk melanjutkan pembahasan tentang solusi dan perlindungan regional untuk kasus people smuggling ini," katanya.
Ketika menyampaikan keterangan persnya, Presiden SBY didampingi oleh Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah. Terlihat pula sejumlah menteri KIB II, di antaranya Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, dan Menlu Marty Natalegawa.
Dalam jamuan santap siang di Istana Negara, Gillard didampingi suaminya, Tim Mathieson, KUAI (kuasa usaha ad interim) Paul Robiliard, dan 13 anggota delegasi lainnya, termasuk Gregory L Moriaty, Dubes Australia untuk Indonesia yang sedang menunggu pelantikannya.
Kunjungan diawali dengan upacara penyambutan di halaman Istana Merdeka, yang ditandai dengan menyanyikan lagu kebangsaan kedua negara, disusul dengan dentuman meriam 19 kali. Usai itu, dilanjutkan dengan pertemuan bilateral, joint press conference, dan diakhiri dengan jamuan santap siang di Istana Negara. (Kardeni) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak para pengusaha Australia berinvestasi di tanah air.
             Perekonomian Indonesia saat ini tak hanya sehat, tapi juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik.Hal ini dikemukakan Presiden SBY dalam Forum Bisnis yang dihadiri 250 pimpinan bisnis Australia di Hotel Shangrilla, Sydney, Kamis (11/3/2010) pagi waktu setempat.Investasi Australia di Indonesia adalah ke-12 terbesar di Indonesia, utamanya dalam minyak dan gas," kata Presiden.Presiden menjelaskan kepada para pengusaha bahwa dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Kevin Rudd menyepakati untuk memperkuat hubungan ekonomi dan bisinis kedua negara.Perdana Menteri Kevin Rudd dan saya telah merancang kerjasama provinsi wilayah timur Indonesia dengan Australia untuk ketahanan pangan, ketahanan energi, infrastruktur dan pertanian.Kepala Negara menjelaskan dalam 100 hari pemerintahannya telah diselesaikan sejumlah hal untuk memperlancar investasi di Indonesia seperti menyelesaikan pelayanan satu pintu (national single window) untuk urusan ekspor dan impor, membentuk klusterisasi industri, menerbitkan aturan penggunaan lahan dan menyiapkan infrastruktur .
"Di sektor Agribisnis, Indonesia adalah negara penghasil terbesar kelapa sawit dan kakao," ujarnya.Indonesia juga telah menyelesaikan berbagai regulasi tenaga kerja dan melakukan reformasi sektor pajak. Rakyat Indonesia yang berjumlah lebih dari 225 juta jiwa juga merupakan potensi pasar dan bisnis yang besar. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan keempat pimpinan perusahaan asal Australia  tersebut menyatakan niat untuk memperluas investasi dan bisnisnya di Indonesia.

            Perluasan akan membuka minimum 25 cabang lagi dalam tahun ini, Theiss sudah mendapatkan dua konsesi tol di daerah Jakarta, Coca Cola juga akan melakukan perluasan beberapa pabrik lagi," kata Gita Wirjawan.Saat ditanya berapa perkiraan investasi baru keempat perusahaan itu, Gita menyatakan berdasarkan perhitungannya mencapai  US$ 1 miliar.
kemudian mengadakan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Asutralia dan 65 pimpinan usaha di Australia yang bergerak di sektor aviasi, kesehatan, agribisnis, perbankan, manufaktur, migas dan lain-lain. dalam pertemuan tersebut pengusaha Australia memberi pesan positif dan keinginan untuk berinvestasi di Indonesia.Pada umumnya mereka menyampaikan pesan-pesan positif, dari orang yang sudah berinvestasi di Indonesia, akan berinvestasi, dan mereka yang mendengar kabar positif Indonesia dari rekan-rekannya untuk mengetahui peluang-peluang baru di Indonesia, penguaha Australia  tertarik untuk masuk sektor pertanian dan pangan seperti beras, gandum, jagung dan peternakan. Karena itu tawaran Indonesia untuk berinvestasi di enam provinsi cukup menjanjikan.
            Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak para pengusaha Australia berinvestasi di tanah air. Perekonomian Indonesia saat ini tak hanya sehat, tapi juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik.Investasi Australia di Indonesia adalah ke-12 terbesar di Indonesia, utamanya dalam minyak dan gas,Presiden menjelaskan kepada para pengusaha bahwa dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Kevin Rudd menyepakati untuk memperkuat hubungan ekonomi dan bisinis kedua negara.Perdana Menteri Kevin Rudd dan saya telah merancang kerjasama provinsi wilayah timur Indonesia dengan Australia untuk ketahanan pangan, ketahanan energi, infrastruktur dan pertanian.
            untuk memperlancar investasi di Indonesia seperti menyelesaikan pelayanan satu pintu (national single window) untuk urusan ekspor dan impor, membentuk klusterisasi industri, menerbitkan aturan penggunaan lahan dan menyiapkan infrastruktur Indonesia, Presiden, juga memiliki potensi gas besar dan kini sedang menmbangun proyek listrik 10 ribu megawatt.  Di sektor Agribisnis, Indonesia adalah negara penghasil terbesar kelapa sawit dan kakao,Indonesia juga telah menyelesaikan berbagai regulasi tenaga kerja dan melakukan reformasi sektor pajak. Rakyat Indonesia yang berjumlah lebih dari 225 juta jiwa juga merupakan potensi pasar dan bisnis yang besar.Usai memberikan sambutan, SBY menggelar sesi tanya jawab dengan pengusaha Australia dipandu oleh Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu. Presiden sempat menggelar pertemuan dengan Direktur Utama Coca Cola, Direktur Utama Ramsey Healthcare, Direktur Utama Commonwealth Bank of Australia, Direktur Utama Theiss.Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan keempat pimpinan perusahaan asal Australia  tersebut menyatakan niat untuk memperluas investasi dan bisnisnya di Indonesia.
             perkiraan investasi baru keempat perusahaan itu, Gita menyatakan berdasarkan perhitungannya mencapai  US$ 1 miliar.pada  acara makan pagi kemarin dia bersama Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengadakan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Asutralia dan 65 pimpinan usaha di Australia yang bergerak di sektor aviasi, kesehatan, agribisnis, perbankan, manufaktur, migas dan lain-lain.Pertemuan juga dihadiri Ketua  Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa dan pimpinan Kamar Dagang Industri (Kadin), dan Gubernur Bank Mandiri Agus Martowardojo.Australia memberi pesan positif dan keinginan untuk berinvestasi di Indonesia,Pada umumnya mereka menyampaikan pesan-pesan positif, dari orang yang sudah berinvestasi di Indonesia, akan berinvestasi, dan mereka yang mendengar kabar positif Indonesia dari rekan-rekannya untuk mengetahui peluang-peluang baru di Indonesia, penguasa Australia  tertarik untuk masuk sektor pertanian dan pangan seperti beras, gandum, jagung dan peternakan. Karena itu tawaran Indonesia untuk berinvestasi di enam provinsi cukup menjanjikan.














Kesimpulan :
.           Berbagai perkembangan tipikal bisa menimbulkan perubahan arah kebijakan,belajar dari fluktuasi hubungan Indonesia dan Australia yang mana setiap pemegang pemerintahan tertinggi membawa karakteristik arah diplomasi politik yang berbeda.Australia terletak di kawasan Pasifik Selatan atau bagian dari asia sehingga terjadi kebimbangan dalam Identitas Nasional dan hal itu sangat berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan luar negeri yang di ambil dan di arahkan oleh Australia.
Perkembangan dalam perdagangan Indonesia telah menjadi mitra dagang yang berharga bagi Australia. Ekonomi Industri Indonesia yang berkembang pesat dan tenaga kerja yang besar, digabung dengan teknologi tinggi Australia dan sumber daya alamnya telah memberikan banyak peluang usaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar